Kode Iklan

Sabtu, 04 September 2021

Stop Press : BABAD BUMI SADENG


BABAD BUMI SADENG, Mozaik Historiografi Jember, Era Paleolitikum Hingga Imperium

Buku yang memotret jejak sejarah salah satu tlatah di Pojok Timur Jawa sebagai kawasan yg disebut Lansekap Suci. Dalam hal ini Jember telah meretas peradaban (civilization) Paleolitik di Pegunungan Sporadis Selatan (Southern Plateau Zone) yang termasuk kebudayaan paling tua di Jawa Timur. Kawasan ini menyimpan jejak arkeologis purba di Bukit Sadeng dan Gunung Watangan yang terkenal dengan tradisi hematite dalam sistem pemakaman. 

Sedangkan di zona utara lereng Pegunungan Argopuro terdapat deposit arkeologis Era Neolitikum yang terkenal dengan tradisi monolith silinder (batu kenong) dan berbagai bangunan megalit lainnya .

Pada Masa Klasik, Bukit Sadeng di Puger yang kini tergerus tambang gamping dan pabrik semen, diduga tempat bernama Lang-piya, yakni rest area wisata raja di atas gunung. Populer dalam teori kepindahan Holing oleh raja Kiyen pada abad ke-7 Masehi, menurut sejarawan Van der Meulen. Selanjutnya disusul peradaban Buddha Kuno, dalam kajian J. Fontein dengan bukti temuan fenomenal arca-arca Buddha perak, termasuk tinggalan arca Buddha Amarawati di Kotta Blater yang pernah diteliti Pierre Dupont.

Menginjak pada Klasik Madya, nama Sadeng mencuat dan dikenal sebagai rival tangguh Majapahit. Sehingga tahun 1331 Masehi, Rani Tribhuwana Wijayatunggadewi dan Gadjah Mada serta Ra Kembar turun tangan menumpas Sadeng yang mengadakan perlawanan dengan gigih.

Kemudian pasca masuknya Islam ke Jember pada sekitar abad ke-18, kawasan ini dirundung pergolakan panjang dan konflik politik akibat intervensi VOC di Java's Oosthoek. Dimulai dari perebutan hegemoni dan pralaya Blambangan, perang Nusa Barong, tewasnya Adipati Puger, pembangunan basis militer pantai selatan, pemberontakan Aria Galedak hingga eksploitasi kolonial abad ke-19.

Lalu, Jember ternyata memiliki tinggalan arkeologis yg cukup melimpah dan masih tercover jejak-jejaknya meski nyaris musnah.

Publik penyuka sejarah bisa memburu buku ini di toko buku nasional (Gramedia, Gunung Agung, Togamas, dll.nya). Juga bisa didapatkan secara daring di Bukalapak, Tokopedia, Lazada, Shopee, Bukabuku, Bukukita dll.nya.

Penulis        : Zainollah Ahmad
Pengantar   : Drs. Didik Purbandriyo
Tebal buku  : 284 halaman
Kertas isi     : Bookpaper
Penerbit       : Matapadi Pressindo, DIY
 ISBN            : 978-602-1634-38-7
 
#salamliterasi

0 komentar:

Posting Komentar