Bande
Alit yang eksotik merupakan suatu daerah pantai pesisir yang kaya akan keindahan
alamnya baik flora maupun faunanya yang terletak di Desa Andongrejo Kecamatan Tempurejo
Kabupaten Jember. Bande Alit banyak menyimpan cerita misteri yang belum banyak terungkap
mengenai sejarah dan asal usul seperti nama Bande Alit itu sendiri.
Nama
Bande Alit berasal dari Bende (gong untuk menabuh gamelan) dan Alit (kecil),
yang berarti Bande Alit adalah gong kecil yang digunakan pada jaman itu untuk
memanggil seseorang.
Menurut
petugas Taman Nasional Meru Betiri Wilayah Ambulu, menceritakan bahwa ada
seorang istri dari Wong Agung Wilis dari Kerajaan Blambangan yang hidup pada
jaman VOC (Belanda - pen) sekitar abad ke 17-an yaitu permaisuri Dewi Sukesih. Di mana Wong Agung
Wilis menyuruh istrinya untuk mengungsi atau mencari perlindungan ke arah barat.
Dewi Sukesih kemudian menuruti titah suaminya agar berusaha lolos dari kejaran tentara kompeni, dengan mengungsi ke daerah barat di luar Kerajaan Blambangan, bersama dengan seorang abdi dalemnya bernama Abdi Kinasih, yang pada waktu itu Kerajaan Blambangan terlibat perang besar dengan
VOC. Pada akhirnya sampai terjadi pertempuran hebat yang dikenal dengan nama Perang Puputan Bayu (1771-1774).
Dewi
Sukesih yang dalam kondisi hamil bersama Abdi Kinasih lalu mengungsi melewati jalur
darat melalui hutan belantara Alas Purwo Grajagan menuju daerah kulon (barat) yang
masih belum terjamah dan akhirnya Sukesih melahirkan seorang
putra yang diberi nama Joko Mursodo. Di kemudian hari berganti nama menjadi Pangeran
Puger (Raden Mas Puger). Di mana Pangeran Puger mempunyai kakak perempuan yang bernama Sayu Wiwit
yang tinggal di Kerajaan Blambangan dan ikut mengangkat senjata.
Setelah
Joko Mursodo dewasa, dia bermaksud mau mencari ayahnya yang tinggal di Blambangan. Abdi
Kinasih menyarankan pada Joko Mursodo jangan mencari ayahnya, karena di daerah
Blambangan masih terjadi peperangan. Dari perkataan Abdi Kinasih itu, Joko
Mursodo tersinggung sampai dia berujar tidak akan memanggil nama Abdi Kinasih
lagi dengan cara memukul bende ini (gong kecil) sebelum bertemu dengan ayahnya.
Sampai akhirnya daerah pantai itu dinamakan Bande Alit. Kemudian Joko Mursodo meninggalkan
kampung halamannya (Bande Alit) dengan meninggalkan ibunya Dewi Sukesih dan Abdi
Kinasih.
Sesudah bertemu dengan ayah dan saudaranya di
Blambangan, Joko Mursodo yang juga bergelar Pangeran Puger menetap di sana
sambil membantu peperangan melawan VOC.
Kemudian setelah perang usai, Joko Mursodo pulang menemui ibunya di Bande Alit.
Dalam perjalanan pulang tersebut Joko Mursodo ditelan ombak yang sangat besar sampai mayatnya
tidak diketemukan.
Menurut mitos dan kepercayaan masyarakat Bande Alit sampai sekarang, ada kemungkinan Joko Mursodo
yang hilang itu menyatu dengan pohon besar yang ada di Pulau Nusa Barong Puger karena
ada kesamaan nama yaitu “Pohon Mursodo”.
Peninggalan
yang masih ada dan berhubungan dengan Bande Alit diantaranya kuburan dari Dewi
Sukesih yang terletak di belakang Kantor Resort Taman Nasional Meru Betiri
Bande Alit Desa Andongrejo dan Gong Kecil yang ada di museum Pemda Jember. (Oleh : Moh. Soleh, SE - Guru SMP Islam Ambulu)
Keterangan : Kuburan Dewi Sukesih di Bande Alit
tentang ekspedisi kita yang terakhir di situs Beteng, aku tertarik dengan gambar jari dibatu batanya, gambar jari itu begitu beragam, termasuk ukurannya, pertanyaannya adalah jika itu benar-benar sebuah Benteng pertahanan Brawijaya dari gempuran Raden Patah, adakah Benteng itu berbentuk semacam "Labirin"? Konon dikisahkan adanya pemuda yang mengambil buah-2an lau dia tersesat selama 3 hari, namun setelah buah2 yang diambilnya dibuang si pemuda baru teringat akan jalan keluar menuju rumahnya....hm butuh penelitian lagi tampaknya ya?
BalasHapusyang menjadi pertanyaan adalah adanya situs seputih berupa sarkofagus, semacam peti mayat...tentu manusia itu tinggal di gua-gua, lantas dimana guanya...nah tanah bukit dergederan inilah yang dimungkinkan gua tempat tinggal mereka, karena tidak jauh dari bukit tersebut ada aliran sungai yang sangat dibutuhkan untuk kehidupan, sayangnya lokasi milik PTPN XII, jadi butuh bantuan lintas sektoran untuk mengadakan penelitian adanya gua manusia purba di seputih Mayang.
BalasHapusbagaimana sengan dugaan pelabuhan kuno di jember
BalasHapussinten garwanipun pangeran puger niki?
BalasHapus