Kode Iklan

Senin, 21 Januari 2019

BABAD SUMENEP "REBORN"



Alhamdulillah...telah bertambah lagi buku yang terbit dari komunitas Bhattara Saptaprabhu, berikut telah beredar di toko buku. Sebelumnya buku ini telah melalui proses seleksi dan revieuw di penerbit, termasuk lama penelitian dan kajian pustaka yang memakan waktu lebih dari dua tahun.

Terlepas dari segala kekurangannya, sebenarnya cukup muskil naskah sejarah lokal seperti ini bisa berkompetisi di penerbit besar (mayor) karena terkadang sering dinilai tidak 'marketable'. Lain halnya dengan novel atau roman sejarah yang lebih banyak digandrungi.Terlebih penulis bukanlah dari akademisi yang punya 'branded' Prof. Dr, meskipun metode penulisannya memakai cara dan kaidah yang kurang lebih sama dengan mereka.





Bagi penulis, kepuasan itu bukan hanya karena buku ini lolos di penerbit dan masuk display serta "mejeng" di toko buku. Tetapi terlebih karena bisa mengangkis historiografi Sumenep sebagai kota kecil ke pentas nasional, dimana selama ini literasi sejarah kabupaten itu hanya berkiprah di tingkat lokal saja. Padahal pada tahun 1914 Raden Musaid Werdhisastra, putera Sumenep melalui bukunya Bhabhad Songennep telah membangkitkan patriotisme melawan penjajah. Alhasil, buku ini merupakan  "reborn" dari buku babad tersebut, meskipun isinya 70% tentu tidak sama.

Sebenarnya sudah saatnya literasi sejarah kota budaya tersebut ikut berbicara dan duduk sejajar dengan historiografi Jawa, khususnya sejarah Masa Klasik. Karena Sumenep merupakan fragmentasi dan 'link-up' dari sejarah panjang peradaban Jawa yang adiluhung. Namun selama ini historisitas Sumenep masih berbau 'fairytale' (dongeng) dan terpinggirkan dari para peneliti. Mungkin karena dianggap miskin fakta dan lebih banyak berselimut mitos (folklore, folktale), sehingga kurang menarik.

Bagi yang berminat, buku ini nanti bisa didapatkan di toko buku Gramedia, Gunung Agung, Togamas, dll.nya di kota-kota besar dan bisa juga lewat online (solusibuku.com, bukalapak.com, tokopedia.com,dll). Karena buku ini masuk ditribusi NASIONAL, sebagaimana buku saya sebelumnya.

       


#salamliterasi


0 komentar:

Posting Komentar